INDO24JAM.COM, Gorontalo — Taj Mahal, mahakarya arsitektur Islam yang mendunia, tak hanya dikenal sebagai bangunan megah berbalut marmer putih, namun juga sebagai simbol cinta dan kasih sayang yang abadi.
Hal ini diangkat oleh Kang Adnan dalam ceramah inspiratifnya yang bertajuk “Kasih Sayang dalam Perspektif Islam dan Peradaban” di hadapan ratusan jamaah di Gorontalo, Jumat (9/5/2025).
Dalam paparannya, Kang Adnan menegaskan bahwa Taj Mahal, yang rampung dibangun pada 9 Mei 1653, merupakan persembahan cinta Kaisar Mughal Shah Jehan kepada istrinya, Mumtaz Mahal, yang wafat saat melahirkan anak ke-14.
“Taj Mahal adalah bukti nyata cinta yang murni, tulus, dan abadi. Dibangun selama lebih dari 20 tahun oleh ribuan pekerja, arsitek, dan pengrajin dari berbagai penjuru dunia,” ujar Kang Adnan.
Lebih dari sekadar bangunan megah, setiap elemen Taj Mahal sarat makna simbolis. Marmer putih melambangkan kesucian cinta, kubah yang menjulang mencerminkan keabadian, sementara taman di sekelilingnya menggambarkan gambaran surga di bumi.
Tak heran, pada 1983, UNESCO menetapkan Taj Mahal sebagai Situs Warisan Dunia.
Kang Adnan lantas mengaitkan makna kasih sayang dalam bangunan bersejarah itu dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya cinta dan rahmat dalam kehidupan manusia.
“Kasih sayang adalah fitrah manusia. Rasulullah SAW diutus bukan untuk melaknat, melainkan membawa rahmat bagi semesta alam,” kata Kang Adnan, mengutip Q.S. Al-Anbiya’ ayat 107.
Ia juga mengingatkan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, “Sesungguhnya aku tidak diutus untuk melaknat, melainkan untuk menyebarkan kasih sayang” (HR. Muslim).
Dalam konteks ini, Kang Adnan mengajak umat Islam untuk tidak hanya menebarkan kasih sayang kepada pasangan hidup, tetapi juga kepada sesama manusia, binatang, bahkan lingkungan sekitar.
“Islam adalah agama kasih sayang. Cinta bukan hanya kepada pasangan, tetapi juga kepada tetangga, teman, orang asing, bahkan makhluk hidup lainnya. Siapa yang tidak menyayangi manusia, tidak akan disayang Allah,” imbuh Kang Adnan, merujuk pada hadis riwayat Al-Thabarani.
Dalam penutup ceramahnya, Kang Adnan mengajak masyarakat untuk kembali menumbuhkan rasa empati dan kepedulian di tengah kerasnya kompetisi era modern.
“Taj Mahal bisa menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa kasih sayang adalah warisan peradaban yang tak lekang oleh waktu. Bangunan itu abadi, sebagaimana seharusnya cinta dan kasih sayang kita kepada sesama juga abadi,” tandasnya. (*)