INDO24JAM.ID, Gorontalo – Ka’bah, bangunan suci berbentuk kubus yang terletak di pusat Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, tidak hanya menjadi tempat paling sakral dalam ajaran Islam, tetapi juga merepresentasikan simbol utama persatuan umat Islam di seluruh dunia.
Dalam refleksi spiritual yang disampaikan oleh Akademisi IAIN Sutan Amai Gorontalo, Kang Adnan, ia menegaskan bahwa Ka’bah adalah the symbol of unity sebuah pusat yang menyatukan umat Islam dalam dimensi ibadah dan sosial.
Ka’bah, atau yang dikenal juga dengan sebutan al-Kaʿbah al-Musyarrafah, “Ka’bah yang Mulia”, memiliki posisi istimewa sebagai Baitullah atau “Rumah Allah”.
Lebih dari sekadar bangunan fisik, Ka’bah menjadi kiblat arah yang dituju oleh seluruh Muslim ketika melaksanakan salat lima waktu.
Dalam pandangan Kang Adnan, Ka’bah adalah titik sentral spiritual yang membentuk rasa kebersamaan dan persatuan global di kalangan umat Islam.
Pertama, Ka’bah menjadi kiblat seluruh umat Islam. Dalam setiap rakaat salat, miliaran Muslim di berbagai belahan dunia menghadap ke arah yang sama sebuah bentuk kesatuan fisik yang melahirkan harmoni spiritual.
Menurut Kang Adnan, hal ini menggambarkan kesamaan tujuan dan orientasi umat dalam beribadah kepada Allah SWT.
Kedua, Ka’bah adalah tempat berkumpulnya ragam budaya melalui pelaksanaan ibadah haji. Setiap tahun, jutaan Muslim dari berbagai negara, latar belakang etnis, dan bahasa berkumpul di Makkah untuk berhaji.
“Ka’bah menjadi ruang interaksi yang melampaui batas geografis dan politik,” ujar Kang Adnan, Kamis (22/5/2025).
Momentum ini memperkuat solidaritas global serta membuka ruang untuk dialog antarbangsa dan antarbudaya.
Ketiga, Ka’bah merupakan titik utama dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Di sinilah umat Islam melaksanakan tawaf ritual mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, yang dimulai dari Hajar Aswad.
“Tawaf bukan hanya aktivitas fisik,” lanjut Kang Adnan, “tetapi bentuk ketundukan dan kedekatan spiritual kepada Sang Pencipta.”
Keempat, Ka’bah menjadi pengikat spiritual umat Islam.
“Ia bukan sekadar bangunan, melainkan lambang dari arah, tujuan, dan kesatuan hati seluruh Muslim yang menghadap kepada Allah SWT,” tegas Kang Adnan.
Dalam konteks sosial, Ka’bah adalah perwujudan harmoni, kebersamaan, dan kesetaraan dalam ibadah.
Menutup pernyataannya, Kang Adnan menegaskan bahwa Ka’bah adalah simbol persatuan yang menyatukan umat Islam dalam satu arah, satu tujuan, dan satu keimanan.
“Persatuan itu bukan hanya secara fisik dalam arah salat, tetapi juga dalam semangat ukhuwah Islamiyah yang menghubungkan hati-hati kita,” ujarnya.
Dalam dunia yang semakin terfragmentasi oleh sekat-sekat sosial dan politik, Ka’bah tetap menjadi mercusuar yang memanggil umat untuk kembali kepada esensi persatuan baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sosial. (*)