INDO24JAM.ID– Tahun 2023 Provinsi Gorontalo pernah digemparkan dengan maraknya kasus bunuh diri yang merupakan fenomena sosial di masyarakat. Daerah yang terkenal dengan julukan serambi madinah, justru menjadi provinsi terbanyak dalam kasus bunuh diri. Berdasarkan riset Radio Republik Indonesia yang menungkapkan bahwa usia korban bunuh diri mulai dari 17 sampai 70 tahun dan banyak yang hadir dari kalangan wanita. Kasus tersebut menimbulkan keresahan bagi masyarakat terutama bagi bapak Ismail Pakaya selaku PJ Gubernur Gorontalo. Beliau mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan yang ada di Provinsi Gorontalo untuk menyeriusi kasus bunuh diri tersebut.
Gangguan mental (mental health) bukanlah masalah yang sepele jika terus dibiarkan karena resikonya akan merugikan diri sendiri. Ketika mental terganggu, akan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari, baik itu pola makan, pola tidur, dan hal-hal produktif lainnya. Kita perlu menerapkan prinsip dikotomi kendali berupa prinsip yang diterapkan oleh para filsuf stoa. Aliran filsafat stoa didirikan oleh Zeno dari Citium di Yunani kuno sejak abad ke-3 sebelum masehi. Dengan prinsip ini kita bisa lebih tenang dalam menghadapi setiap situasi tanpa harus berkoar-koar dan menghabiskan energi.
Terdapat hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan ada hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita. Tindakan orang lain, takdir, dan masalah hidup, merupakan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan. Sementara hal-hal yang dibawah kendali kita yaitu bagaimana cara kita menilai dan merespond kejadian tersebut. Sehingga itulah alasan pentingnya memiliki prinsip dikotomi kendali dalam diri. Misalnya permasalahan seberat apapun, kita bisa menghadapinya dengan tenang dan tidak akan mudah meletakkan harapan pada orang lain.
Berikut hal-hal yang perlu kita perhatikan agar tidak mudah dihadapkan dengan mental health.
- Afirmasi, afirmasi sangat mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Kenyataannya bukan masalah kita yang berat tetapi persepsi kita terhadap masalah tersebut yang membuatnya terasa berat. Satu hal yang perlu kita ketahui, afirmasi yang buruk akan mempengaruhi kehidupan yang baik. Karena, apa yang kita ucapkan terekam jelas di telinga, sehingga otak dan hati kita ikut merasakan apa yang kita ucapkan. Afirmasi positif menjadi hal yang perlu kita terapkan pada setiap keadaan. Tetapi jangan lupa untuk menerapkan prinsip dari dikotomi kendali. Mungkin saja ketika kita mengucapkan hal positif terkadang yang terjadi justru sebaliknya. Di saat itu juga dikotomi kendali perlu kita terapkan dengan tidak terlalu memaksakan sesuatu. Intinya berapa kali pun kamu merasa duniamu terhenti say your self, everyting is gonna be okay. Cukup dengan merubah satu kalimat, kamu merubah cara kamu memandang setiap peristiwa yang terjadi.
- Lingkungan, lingkungan merupakan hal yang perlu kita perhatikan, bagaimana cara kita memilih teman, bagaimana cara kita berbaur dalam suatu lingkungan. Apakah lingkungan itu memberikan dampak positif atau sebaliknya. Salah satu pemicu dari gangguan mental disebabkan lingkungan yang tidak mendukung, tidak adanya apresiasi dan validasi. Hal ini bisa saja terjadi baik di lingkungan Masyarakat, pertemanan, dan keluarga. Ketika satu lingkungan di dalamnya melewati batasan diri kamu maka cobalah untuk menyelamatkan diri. Contohnya seperti lingkungan toxic, melakukan kenakalan remaja, saat itulah kita perlu keluar dari lingkungan tersebut. Dua kemungkinan akan terjadi, apakah kamu bisa merubah lingkungan tersebut atau justru lingkungan itu yang merubahmu. Tetapi ketika kamu tidak bisa mengontrol diri satu-satunya yang perlu kamu lakukan adalah menjauh dari lingkungan seperti itu.
- Kebiasaan (habits), kesejahteraan mental akan kita temukan ketika bisa menjalani kehidupan yang berkualitas. Kehidupan yang berkualitas bisa terbangun dari kebiasaan yang baik. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa ada kebiasaan sehari-hari yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental mereka. Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat membantu mengelola stress, meningkatkan mood, dan mengurangi resiko gangguan mental. Seperti rajin berolahrga, menjaga pola makan, pola tidur, tidak boros, management waktu dan hal-hal produktif lainnya. Hal ini bisa kita sebut dengan life skill yang akan sangat membantu kita untuk menjalani aktivitas lebih produktif. Sehingga tidak akan ada ruang memikirkan hal-hal yang justru menjadi pemicu kita untuk stres. Dalam buku Atomic Habit yang dituliskan oleh James Clear ia mengatakan bahwa, kebiasaan anda membentuk identitas anda, dan identitas anda membentuk kebiasaan-kebiasaan anda. Identitas dan kebiasaan adalah dua hal yang berkorelasi. Pembentukan kebiasan positif perlu kita bangun dalam kehidupan sehari-hari. Motifnya bukan hanya dari segi menjaga kesehatan mental tapi juga menjaga kita di masa depan. Sebab bisa jadi kebiasaanmu hari ini yang akan menetukan masa depan kamu nanti.
- Mengelola Emosi, untuk mengelola emosi perlunya self control, di mana kita mampu mengontrol emosi dalam situasi apapun. Salah satu penyebab mental health ketika kita tidak bisa mengelola emosi dengan baik. Tidak adanya self control dalam diri akan membuat kita mudah terbawa emosi. Dari prinsip dikotomi kendali tadi kita juga bisa lebih mudah mengontrol emosi. Sebab prinsip itu mengajarkan kita untuk menyadari hal-hal yang bisa dikendalikan atau tidak. Emosi dalam diri kita adalah hal yang bisa kita kendalikan, semakin kita bisa mengontrol emosi, pembawaan positif kitapun semakin terlihat. Tidak heran orang yang mempunyai aura postif itu seringkali mereka yang mampu bersikap tenang. Ketika kita bisa mengontrol emosi tidak akan mudah terpengaruhi oleh situasi, baik saat kita senang,sedih, marah ataupun kecewa.
- Realistis, banyaknya trend yang berseleweran di sosial media membuat banyak orang terlalu memaksakan diri. Misalnya dengan bisa melakukan apapun hanya demi terlihat trending, padahal apa yang kita lihat justru itu tidak seindah itu. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi membuat banyak orang bersikap tidak realistis. Tanpa sadar kita menjadi budaknya trend, bukankah seorang budak rela melakukan apapun untuk memenuhi perintah atasannya? Penyebab seseorang tidak realistis adalah ketika hidupnya di penuhi dengan kata harus, melihat sesuatu yang baru seoalah hasrat meminta untuk harus memenuhi itu. Oleh karena itu, pentingnya menanamkan rasa Syukur. Bersyukur menjadikan kita realistis akan kehidupan, karena kita yakin bahwa tidak akan mengalami kesulitan selama percaya bahwa segala sesuatu sudah di atur yang maha kuasa.
Lima hal di atas menjadi sebuah seni yang perlu kita perhatikan dan satu-satunya yang bertanggung jawab adalah diri sendiri. Baik itu Afirmasi, memilih lingkungan, kebiasaan, mengontrol emosi, dan bersikap realitis adalah hal-hal yang bisa kita kendalikan. Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah, tapi bukan berarti permasalahan dalam hidup justru menjadi alasan kita untuk menyerah. Dalam hidup kita punya dua pilihan berhenti untuk menyerah, bertahan untuk berjuang. Kenyataannya, semuanya akan berlalu, kamu yang katanya tidak bisa melewati masalah kemarin tetapi lihatlah diri kamu hari ini!
Bukankah kamu sudah melewatinya dan memilih untuk bertahan? Kamu yang katanya tidak bisa melakukan apa-apa sendiri, tetapi lihatlah diri kamu hari ini! Bukankah sekarang justru kamu terbiasa sendiri? Semuanya hanya tentang waktu, apakah kita akan terus mengeluh atau memilih untuk berdamai dengan keadaan yang sudah ada. Kejamnya, ketika kamu kehilangan seseorang dan merasa duniamu seolah berhenti, tapi nyatanya bumi terus berputar dan waktu terus berjalan sampai akhirnya kamu kembali berdamai dengan keadaan yang ada. Percayalah terkadang kita selalu di tempatkan pada kondisi yang tidak kita inginkan, namun itulah suratan takdir yang sudah tuhan tetapkan, tugas kita hanya cukup menjalani, terdengar mudah di ucapkan namun tidak mudah diterapkan. Siklus kehidupan hanya tentang susah dan senang, ada saatnya kamu susah ada saatnya kamu senang, seperti kata orang bijak hujan yang Nampak mendungpun akan kembali cerah.
Begitu pula dengan kehidupan, semenderita apapun kamu hari ini, sesulit apapun kamu saat ini, pasti akan ada ruang kebahagiaan. Semuanya tergantung diri kamu sendiri, apakah kamu menghabiskan masa perjuanganmu untuk mengeluh dan tetap diam? Atau terus berjuang mesikpun seringkali mengeluh. Tidak salah jika kamu mengeluh, tapi akan menjadi masalah ketika kamu mengeluh tetapi memilih untuk berdiam diri dan terus merenungi hal-hal yang sebenarnya itu diluar kendali kamu. Untuk kamu yang sedang membaca tulisan ini, pasti sudah banyak hal berat yang kamu lewati atau bahkan saat ini kamu dalam kondisi tidak baik-baik saja. Namun percayalah kehidupan kita hanya seperti anak tangga dan setiap anak tangga selalu ada ujiannya. Kita semua pasti akan sampai di garis finis (kematian) karenaya jangan terburu-buru dan nikmati hidup kamu sebelum sampai pada garis finis itu.